Ketika Manajemen Gagal Menilai: Fenomena "Loyalitas Semu" yang Menggerus Profesionalisme

Gambar hanya ilustrasi 

JENAWI | Pekanbaru - Di sejumlah perusahaan, muncul gejala yang semakin mengkhawatirkan: karyawan berprestasi justru tersisih, sementara pegawai dengan kemampuan minim namun pandai mencari muka mendapatkan ruang dan perlindungan dari manajemen. Fenomena ini bukan sekadar dinamika internal, melainkan tanda rusaknya sistem penilaian kinerja sebuah organisasi.

Menurut sejumlah sumber internal di perusahaan yang enggan disebutkan identitasnya, praktik seperti ini telah berlangsung cukup lama. Mereka menilai bahwa sebagian pimpinan lebih mengutamakan kedekatan personal dibanding kompetensi. 

“Yang diutamakan bukan kemampuan, tapi siapa yang paling sering menunjukkan loyalitas secara tidak proporsional,” ungkap salah satu karyawan.

Pakar manajemen organisasi menyebut fenomena ini sebagai “loyalitas semu”, yakni kondisi ketika nilai profesional tergerus oleh budaya mencari perhatian atasan. Ketika keputusan personalia tidak lagi objektif, perusahaan rentan menghadapi berbagai masalah: penurunan produktivitas, konflik horizontal, hingga hilangnya talenta-talenta terbaik.

Konsultan SDM independen menambahkan bahwa perusahaan dengan tata kelola yang rapuh kerap gagal mendeteksi karyawan tidak kompeten yang bersembunyi di balik citra loyalitas. 

“Manajemen seperti ini biasanya tidak tahan terhadap kritik dan lebih memilih kenyamanan jangka pendek dibanding fondasi organisasi yang sehat,” tegasnya.

Dalam jangka panjang, pola pengambilan keputusan yang tidak berbasis meritokrasi akan merusak struktur organisasi dari dalam. Karyawan profesional kehilangan motivasi, budaya kerja memburuk, dan perusahaan bergerak tanpa arah strategis yang jelas.

Para ahli menekankan pentingnya pembenahan sistem manajemen, terutama pada aspek evaluasi kinerja, supervisi, serta pembangunan budaya kerja yang menghargai integritas dan kompetensi. Tanpa itu, perusahaan berisiko terjebak dalam lingkaran stagnasi yang merugikan semua pihak.


Komentar